Pengalaman penulis dalam mengajarkan Stoikiometri menggunakan pendekatan yang mirip dengan model Direct Instruction (DI) yang dinamai Metode Latihan Berjenjang. Pembelajaran Stoikiometri seringkali tidak mencapai kriteria ketuntasan minimal yang ditetapkan sekolah baik individu atau ketuntasan klasikal. Berikut ini adalah Download Jurnal Gratis yang merupakan kumpulan file dari berbagi sumber tentang jurnal tentang stoikiometri issn yang bisa bapak/ibu gunakan dan diunduh secara gratis dengan menekan tombol download biru dibawah ini.
IDENTIFIKASI MISKONSEPSI DALAM MATERI STOIKIOMETRI PADA SISWA KELAS X DI SMAN 1 MALANG MELALUI SOAL DIAGNOSTIK THREE-TIER Rofinda Gita Aini, Suhadi Ibnu, dan Endang Budiasih Jurusan Kimia, FMIPA Universitas Negeri Malang Abstrak Penelitian ini mempunyai tujuan untuk mengetahui konsep apa saja dalam materi stoikiometri yang menjadi miskonsepsi bagi siswa kelas X di SMAN 1 Malang, serta mengetahui keefektifan instrumen three-tier untuk mengidentifikasi adanya miskonsepsi. Penelitian ini menggunakan rancangan penelitian deskriptif. Pemilihan sampel dilakukan dengan metode cluster random sampling dan terpilih 60 siswa. Hasil penelitian menunjukkan bahwa instrumen three-tier efektif untuk mengidentifikasi miskonsepsi pada siswa.
Salah satu bentuk miskonsepsi yang ditemukan yaitu siswa menganggap pereaksi pembatas merupakan reaktan dengan massa terkecil. Kata Kunci: miskonsepsi, stoikiometri, soal diagnostik three-tier Abstract The aims of this research are to identify which concepts that students on 10th grade of SMAN 1 Malang have as misconception and to know the effectiveness of three-tier diagnostic instrument to identify misconception. This research use descriptive design. The sample was drawn from this accessible population with cluster random sampling technic and 60 students are accepted as sampels. One of the misconceptions is student assume that limiting reactant is reactant which have smallest mass.
Keywords: misconception, stoichiometry, three-tier diagnostic instrument PENDAHULUAN Beberapa materi dalam ilmu kimia dapat digolongkan sebagai materi yang abstrak. Salah satu materi tersebut adalah stoikiometri. Dalam mempelajari stoikiometri siswa dituntut untuk memahami konsep-konsep dasar seperti massa atom relatif, bilangan Avogadro, serta konsep mol. Konsep-konsep tersebut tidak dapat digambarkan secara langsung, sehingga siswa harus mampu berfikir hingga ke tingkat mikroskopik. Dalam hal ini peran guru menjadi sangat penting untuk membantu siswa membangun pengetahuannya. Jika penjelasan yang diberikan guru kurang tepat, maka dikhawatirkan siswa dapat mengalami perbedaan persep-si terhadap konsep yang dipelajarinya. Apabila pemahaman yang 50 dimiliki siswa berbeda dengan pemahaman yang diterima oleh masyarakat ilmiah, maka dikata-kan siswa mengalami kesalahan konsep atau miskonsepsi (Effendy, 2002).
Kesa-lahan ini terjadi secara berulang-ulang pada persoalan yang berbeda namun memiliki dasar konseptual yang sama. Oleh karena itu diperlukan identifikasi dini terhadap adanya miskonsepsi ini. Proses identifikasi miskonsepsi dapat dilakukan dengan menggunakan tes diagnostik. Tes diagnostik merupakan jenis tes yang digunakan untuk mengetahui sebab kegagalan siswa dalam belajar (Thoha, 2003:48). Menurut Bala (2013) ada beberapa jenis tes diagnostik yang dapat digunakan antara lain (1) interview dan open ended test, (2) multiple choice test, (3) twotier test, dan (4) three-tier test. Pada JURNAL PEMBELAJARAN KIMIA (J-PEK) Vol.
2, Desember 2016 ISSN: 2528-6536 Rofinda Gita A. Dkk, Identifikasi Miskonsepsi dalam Materi Stoikiometri Melalui Soal Diagnostik Three-Tier penelitian ini tes yang digunakan adalah three-tier test. Pada instrumen ini tier pertama berupa soal pilihan ganda biasa, tier kedua berupa alter-nalif alasan, dan tier ketiga berupa skala tingkat keyakinan. Adanya tier ketiga berfungsi untuk mengetahui tingkat keyakinan siswa terhadap jawaban dan alasan yang diberikan. Instrumen ini dikembangkan oleh Pesman (2005), Turker (2005), dan Ozlem (2007). Dalam beberapa penelitian yang telah dilakukan oleh peneliti lain disebut-kan bahwa masih terdapat siswa mengalami miskonsepsi dalam materi stoikio-metri.
Oleh karena itu, peneliti melakukan penelitian untuk mengidentifikasi ada-nya miskonsepsi yang terjadi pada siswa kelas X di SMAN 1 Malang dengan menggunakan soal diagnostik three-tier, serta untuk mengetahui keefektifan instrumen tersebut dalam membedakan siswa yang mengalami miskonsepsi dengan siswa yang mengalami lack of knowledge. METODE Penelitian ini menggunakan rancangan penelitian deskriptif. Populasi yang digunakan adalah siswa kelas X di SMAN 1 Malang. Pemilihan sampel dilakukan dengan menggunakan teknik cluster random sampling.
Berdasarkan teknik ter-sebut diperoleh dua kelas yang akan dijadikan sampel yaitu X-MIA4 dan XMIA5, dengan jumlah total sebanyak 60 siswa. Penyusunan instrumen diawali dengan melakukan kajian literatur dari penelitian sebelumnya, kemudian dilanjutkan dengan membuat peta konsep dan kisikisi soal. Selanjutnya disusun soal pili-han ganda alasan terbuka yang kemudian akan disebarkan kepada siswa SMA. Penyebaran soal ini bertujuan untuk mencari alternatif alasan yang akan diguna-kan menyusun jawaban pada tier kedua. Langkah berikutnya adalah penyusunan butir soal three-tier yang terdiri atas 30 butir soal.
Instrumen yang telah dikem-bangkan kemudian dilakukan validasi oleh 3 ahli. Setelah dilakukan validasi dan revisi soal, selanjutnya dilakukan uji coba soal kepada siswa yang tidak dijadikan sebagai subyek penelitian. Hasil uji coba tersebut kemudian dianalisis, dari hasil analisa tersebut diputuskan bahwa terdapat 5 butir soal dibuang karena hasil uji coba yang jelek, sehingga soal yang siap untuk digunakan sebanyak 25 butir soal dengan nilai reliabilitas sebesar 0,692. Pengambilan data dilaksanakan dengan memberikan soal diagnostik three-tier kepada siswa yang terpilih menjadi sampel. Proses pengerjaan soal pada kelas X-MIA4 dilaksanakan pada tanggal 25 April 2014 dan pada kelas XMIA5 pada tanggal 29 April 2014.
Teknik analisis data yang digunakan adalah analisis deskriptif. Berdasarkan tabel analisis miskonsepsi yang telah disediakan, dapat dihitung persentase siswa yang mengalami miskon-sepsi. Siswa yang mengalami miskonsepsi digolongkan menjadi dua tipe. Tipe I adalah keadaan pada saat siswa yang memberikan jawaban benar pada tier 1 dan salah pada tier kedua, serta memilih yakin pada tier ketiga. Tipe II yaitu keadaan pada saat siswa memberikan respon salah pada tier 1 dan 2 (jawaban pada tier 1 dan tier 2 saling berhubungan) namun me-milih yakin pada tier ketiga. Setelah dilaku-kan analisis jawaban siswa, selanjutnya dihitung persentase banyaknya siswa yang mengalami miskonsepsi.
HASIL DAN PEMBAHASAN Dalam penelitian ini diperoleh beberapa jenis miskonsepsi yang dialami siswa kelas X di SMAN 1 Malang. Hasil persentase serta jenis miskonsepsi yang telah teridentifikasi disajikan dalam Tabel 1 berikut. 51 JURNAL PEMBELAJARAN KIMIA (J-PEK) Vol. 2, Desember 2016 ISSN: 2528-6536 Tabel 1. Miskonsepsi Siswa dalam Materi Stoikiometri Jenis Miskonsepsi Logam tersusun atas unsurunsurnya Jumlah ion total dalam 1 mol senyawa ionik sama dengan bilangan Avogadro Senyawa ionik tersusun atas molekul Untuk mengonversikan jumlah mol zat ke massa digunakan Mr Untuk mengonversikan jumlah mol zat ke massa digunakan Ar Mr dan Ar memiliki satuan karena menyatakan massa zat dalam tiap mol Rumus molekul dapat ditentukan dengan perbandingan massa atom penyusunnya. Dalam persenyawaan Na dengan golongan halida, semakin besar Mr senyawa maka semakin besar persen komposisi Na. Pada reaksi pembakaran udara terlibat sebagai reaktan.